728x90 AdSpace

  • Latest News

    Selasa, 22 Februari 2011

    Historiografi Nasional

    1.      Pengertian Sejarah Nasional Sebagai Unit Historis
    Sejarah nasional sebagai unit historis adalah suatu bagian dari pengetahuan sejarah yang merupakan suatu kategori serta bidang yang dapat dipahami (intelligible field); unit itu merupakan suatu komplek problem-problem, tema-tema dan topik-topik yang semuanya ditempatkan dalam pasangan waktu (time setting). Aspek temporal dari scope unit lazimnya dibahas sebagai permaslahan periodisasi, di dalamnya ditegaskan bahwa:
    a.    Pembagian waktu dari sejarah nasional berpangkal pada adanya diskontinuitas antara periode-periode sebagai unit waktu
    b.    Unit waktu ditentukan menurut kriteria tertentu
    c.    Periodisasi yang baik tidak melupakan bahwa proses historis selalu bersegi banyak dan di saamping diskontinuitas dalam satu bidang terdapat kontinuitas dalam bidang lain.
    d.   Setiap periodisasi bersifat relatif
    e.    Perlu dipikirkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh periodisasi yang berlaku bagi semua bagian dari Sejarah Nasional, dalam hal ini pembicaraanya menyangkut aspek spasial dari scope Sejarah Nasional.


    2.      Ciri-ciri Sejarah Nasional
    Adapun ciri-ciri dari Sejarah Nasional adalah sebagai berikut :
    a.       Menekankan kebesaran masa lampau bangsa Indonesia
    b.      Menekankan peristiwa-peristiwa yang gemilang sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia
    c.       Mendewakan pahlawan-pahlawan nasional, bangsa Indonesia digambarkan sebagai bangsa yang gagah berani, penuh heroisme, dan bangsa yang cerdik
    d.      Sejarah Nasional didominasi oleh nasionalistis atau chauvinisme dengan memuji bangsa sendiri serta memandang rendah bangsa lain
    e.       Dasar penyusunannya harus berpusat pada cita-cita bangsa Indonesia dalam arti yang luas
    f.       Terdapat babakan waktu atau periodisasi yang jelas

    3. Ketentuan dari Sejarah Nasional
    Adapun ketentuan dari sejarah nasional menurut Muh. Ali adalah sebagai berikut :
    a.       Pandangan Indonesia sentris sebagai anti fase daerah sentris dan asing    sentris (Eropa sentris)
    b.      Sejarah harus mempunyai gaya irasional yang mengandung keyakinan moral bangsa Indonesia, bahwa bangsa kita sadar dapat menentukan nasib sendiri. Sejarah Indonesia sebagai sejarah nasional berkaitan dengan prinsip hidup dan pandangan hidup.
    c.       Babakan waktu bersifat nasional yang menunjukkan perkembangan jiwa kebangsaan yang muncul dalam perjuangan mewujudkan cita-cita kehidupan kebangsaan Indonesia yang bebas, adil dan makmur

    4. Ciri-ciri Sejarah Nasional Menurut Sartono Kartodirdjo
    a.    Memperluas skup dengan memperhatikan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia
    b.    Menggunakan pendekatan multidimensional
    c.    Menyusun konseptualisasi sejarah nasional
    d.   Menggunakan konsep dan teori dari berbagai cabang ilmu social
    e.    Memberi perhatian pada mikro history (sejarah lokal) secara kritis
    f.     Menerapkan sejarah analitis dan meninggalkan sejarah konvensional (sifatnya deskriptif-naratif dan menekankan pada proses kejadian-kejadian besar pada tingkat nasional)


    B.     Sumber Sejarah Nasional
    Dalam penulisan sejarah nasional ada tiga jenis sumber yang digunakan u tuk mengkaji peristiwa-peristiwa yang menekankan kebesaran masa lampau bangsa Indonesia :
    1. Sumber Tertulis
    a.       Arsip-arsip
    b.      Surat-surat berharga, berupa surat pribadi atau surat dinas. Dalam surat pribadi terdapat nilai penting yaitu terd apat hubungan dua arah, pelaku pembicara, tata susila dan adat istiadat.
    c.       Notulen rapat, yaitu notulen rapat dinas dan notulen rapat ormas (organisas masyarakat)
    d.      Kontrak kerja dan bon-bon (tagihan)
    e.       Daftar kepegawaian dan pidato kenegaraan
    f.       Dokumen, berupa :
    1). Otobiografi
    Merupakan gambaran tentang perkembangan pribadi seseorang yang mencerminkan situasi sosialnya, struktur kekuasaan serta golongan elitnya, dan konflik sosial serta mobilitas sosial. Otobiografi dibedakan menjadi tiga. Pertama, otobigrafi komprehensif yaitu otobiografi yang panjang dan bersegi banyak. Kedua, otobiografi topical yaitu otobiografi yang isinya pendek dan sangat khusus sifatnya. Ketiga, otobiografi yang diedisikan yaitu otobiografi yang disusun oleh orang lain.
    2). Surat-surat pribadi
    Maksud utama dari pengumpulan surat-surat pribadi ini untuk dipelajari bentuk bahasanya, sehingga terkadang isinya kurang relevan bagi ilmu kemasyarakatan, meskipun dapat juga diambil data-data tentang fenomena sosial pada jaman itu.
    Contohnya adalah surat R.A Kartini kepada Ny Abendanon yang terkumpul dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
    3). Surat kabar
    Sebagai sumber informasi tidak hanya memuat data yang menunjukkan fakta, tetapi juga opini, interpretasi, pikiran-pikiran spekulatif. Sebagai contohnya : surat kabar Indonesia meerdeka dan sinar jawa. Dalam menggunakan surat kabar sebagai sumber perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
    ·         Menentukan warnanya, terutama pengaruhnya di dalam mengolah peristiwa-peristiwa
    ·         Norma ketelitiannya
    ·         Sumber-sumber informasinya
    ·         Identifikasi pribadi dari pengarangnya
    4). Dokumen pemerintah
    Dokumen pemrintah pada umumnya dibuat dengan ketelitian yang tinggi, karena pemalsuan akan merosotkan kehormatan pemerintah dan membawa banyak kerugian. Dokumen pemerintah lazim diterima sebagai bahan otentik, sehingga penggunaanya tidak memerlukan kritik eksteren. Meskipun otentitas dokumen-dokumen pemerintah pada umumnya tidak perlu disangsikan lagi, namun isinya perlu dianalisa untuk diketahui factor-faktor subyektif di dalamnya. Dokumen pemerintah antara lain terdiri dari :
     -) Missive, ialah surat resmi dari asisten atau residen kepada Gubernur Jendral
    -)   Keputusan-keputusan Pemrintah
    -) Memoranda, ialah laporan pada waktu melakukan serah terima jabatan
    -) Militair Journal, yaitu catatan harian dari kesatuan militer yang melakukan operasi
    -) Telegram
    -) Laporan-laporan rapat
    -) Proses Verbal atau berita acara dari persidangan pengadilan

    Adapun contohnya adalah dokumen pemerintah kolonial yaitu Javasche Courant dan Koloniale Verslagen
    5). Cerita Roman
    Cerita Roman pada umumnya mengambarkan keadan social secara realistis, dalam pengertian lebih mendekati kenyatan social dan tidak dilukiskan semata-mata menurut fantasi atau imajinasi yang bebas. Oleh karena itu cerita roman ini sangat relevan untuk digunakan sebagai bahan documenter untuk merekonstruksi keadaan serta kehidupan sosila dari masa tertentu.
    Sebagai contohnya adalah Serat Centini, Serat Pranacitra, dan Serat Riyanta. Karangan-karangan ini secara berturut-turut mengambarkan kehidupan sosial dari periode awal dan pertengahan Mataram dan akhir jaman surakarta. Pola kehidupan sosial, struktur social, kesemuanya dapat disaring dari cerita-cerita itu, yang secara sadar dipakai sebagai latar belakang atau kerangka social dari tokoh-tokoh fiktif yang menjalankan peranannya dalam cerita itu, karena itu gambaran tentang kehidupan sosial lebih mendekati kehidupan kenyataan. Dalam Roman yang dicari adalah apa yang tersirat, tetapi bukan merupakan keputusan terakhir karena masih harus menggunakan konsep/teori yang berhubungan.

    2.  Sumber Tidak Tertulis atau Lisan
    Adapun contoh dari sumber lisan adalah sebagai berikut :
      1. Foklore (Cerita Rakyat)
      2. Dongeng
      3. Nyanyian rakyat
      4. Tradisi
      5. Legenda
      6. Hukum Adat
      7. Mitologi (Mitos), contohnya adalah asal muasal dunia, Pertanian (Dewi Sri), dan Nenek moyang (dewa-dwi).
    Fungsi sumber lisan adalah sebagai pembanding, pelengkap dalam penulisan sejarah objektif. Sumber  ini diperoleh melalui interview.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar :

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Historiografi Nasional Rating: 5 Reviewed By: Yulius Dwi Cahyono, M.Pd.
    Yulius DC. Diberdayakan oleh Blogger.
    Scroll to Top