Dikutip dari : Tempo (Klik di sini Untuk Menuju Ke Sumber Artikel)
TEMPO.CO , Jakarta - Untung Sjamsuri, salah satu tokoh penting
dalam Gerakan 30 September 1965. Orang biasa mengenalnya sebagai Letnan
Kolonel (Letkol) Untung yang bertugas sebagai Komandan Batalion I Kawal
Kehormatan Tjakrabirawa. Peran Letkol kelahiran Kedungbajul, Kebumen,
Jawa Tengah pada 3 Juli 1926 adalah sebagai pemimpin penculikan yang
ditengarai orang dekat Soeharto. Dari penelusuran Tempo, sejak umur 18
tahun, Untung diketahui sudah masuk ke dalam dinas kemiliteran di Heiho,
kesatuan militer bentukan tentara pendudukan Jepang. Setelah Jepang
kalah, Untung masuk Batalion Sudigdo, yang markasnya berada di Wonogiri.
Batalion inilah yang disebut-sebut terlibat dalam aksi pemberontakan
Partai Komunis Indonesia 1948, yang dimpimpin oleh Musso.
BERITA
MENARIK G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia? G30S
1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung Letkol CPM
(Purnawirawan) Suhardi, kawan dekat untung yang ditemui Tempo pada 2009
menuturkan setelah 1948, Untung bertugas di Solo, Jawa Tengah. Kebetulan
kota Solo saat itu Komandan Komando Resor Militer-nya adalah Soeharto.
Selesai menjabat komandan Korem, Soeharto kemudian naik menggantikan
Gatot Subroto menjadi Panglima Divisi Diponegoro. Untung pun ikut pindah
ke Divisi Diponegoro, Semarang.
Baca juga: Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Hubungan
Soeharto-Untung terjalin lagi saat Soeharto menjabat Panglima Kostrad
yang mengepalai operasi pembebasan Irian Barat, 14 Agustus 1962. Untung
terlibat dalam operasi yang diberi nama Operasi Mandala itu. Saat itu
Untung adalah anggota Batalion 454 Kodam Diponegoro, yang lebih dikenal
dengan Banteng Raiders.
Karir Untung semakin dekat pusaran
politik nasional setelah masuk menjadi anggota Tjakrabirawa pada
pertengahan 1964. Tidak tanggung-tanggung dua kompi Banteng Raiders saat
itu pun dipilih menjadi anggota Tjakrabirawa. Jejak Soeharto terlihat
dengan penempatan Untung dan Banteng Raiders sebagai anggota
Tjakrabirawa, pasukan pengamanan Presiden di Istana. Sebabnya, Soeharto
yang memimpin Kostrad yang merekomendasikan batalion mana saja yang
diambil menjadi Tjakrabirawa.
BACA JUGA Geger Pendeta Mengaku
Gay yang Menolak Sembuh Gadis-gadis Dibunuh Berantai di Batam: Begini
Kisahnya Selain sering bertugas bersama, kedekatan Soeharto dengan
Untung lainya ketika menghadiri pernikahan Untung di desa terpencil di
Kebumen, Jawa Tengah. Kunjungan pada Februari 1965 itu dilakukan
Soeharto yang sudah menjabat Panglima Kostrad bersama istrinya, Tien,
untuk menghadiri pesta pernikahan mantan anak buahnya. Untung juga
pernah menyebut keterlibatan Soeharto pada peristiwa G30S 1965. Dalam
bukunya, Soebandrio menyebut, di penjara, Untung pernah bercerita
kepadanya bahwa pada 15 September 1965 Untung mendatangi Soeharto untuk
melaporkan adanya Dewan Jenderal yang bakal melakukan kup. Jawaban
Soeharto tidak seperti memerintah Untung. "Bagus kalau kamu punya
rencana begitu. Sikat saja, jangan ragu-ragu," demikian kata Soeharto
seperti diucapkan Untung kepada Soebandrio. Kemudian menurut eks
menteri Luar Negeri Soebandrio, Soeharto memberikan dukungan kepada
Untung untuk menangkap Dewan Jenderal dengan mengirim bantuan pasukan.
Soeharto memberi perintah per telegram Nomor T.220/9 pada 15 September
1965 dan mengulanginya dengan radiogram Nomor T.239/9 pada 21 September
1965 kepada Yon 530 Brawijaya, Jawa Timur, dan Yon 454 Banteng Raiders
Diponegoro, Jawa Tengah.
Baca juga: Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Kesatuan
itu diperintahkan datang ke Jakarta untuk defile Hari Angkatan
Bersenjata pada 5 Oktober. Anehnya pasukan tersebut membawa peralatan
siap tempur dengan peluru tajam. "Aneh, masak untuk defile prajurit
mesti membawa peluru tajam. Semestinya tidak begitu, ada mekanismenya
kalau di militer," kata Laksamana Punawirawan Omar Dhani, bekas Kepala
Staf Angkatan Udara di era Presiden Sukarno. EVAN KOESOEMAH | PDAT |
SUMBER DIOLAH SIMAK PULA G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno,
Dukung Suharto G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target
Di-dor! RUU: Setelah 12 Tahun KPK Tak Ada Lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar