Senin, 28 Februari 2011

Wehrkreise

Jenderal Soedirman
    Dilihat dari asal katanya Wehrkreise berasal dari bahasa Jerman, yang berarti "Lingkungan Pertahanan". Wehrkreise ini merupakan suatu bentuk strategi militer yang diterapkan oleh TNI pada masa Indonesia mengghadapi Agresi Militer Belanda II (Desember 1948). Sejarah menunjukkan bahwa sistem ini merupakan pengganti sistem pertahanan konvensional yaitu "Sistem Pertahanan Liner" yang diterapkan TNI pada masa Agresi Militer Belanda I (Juli 1947).
    Sistem Pertahanan Linier ini berhasil dipatahkan oleh Belanda dalam Agresinya yang pertama, berdasarkan latar belakang ini kemudian Jenderal Soedirman menyususn rencana baru yang dikenal dengan strategi Wehrkreise yang diadaptasi dari sistem pertahanan Jerman pada masa PD II.
     Pemahaman atau makna dari sistem Wehrkreise ini sendiri adalah sebuah sistem pertahanan daerah untuk mempertahankan wilayah kepulauan atau propinsi yang dipimpin oleh seorang komandan. Komandan disetiap daerah pertahanan diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk menggelar dan mengembangkan perlawanan. Cakupan wilayah dari Wehrkreise ini meliputi satu karesidenan yang di dalamnya terdapat kekuatan militer, politik, ekonomi, pendidikan dan pemerintahan.

Selasa, 22 Februari 2011

Historiografi Nasional

1.      Pengertian Sejarah Nasional Sebagai Unit Historis
Sejarah nasional sebagai unit historis adalah suatu bagian dari pengetahuan sejarah yang merupakan suatu kategori serta bidang yang dapat dipahami (intelligible field); unit itu merupakan suatu komplek problem-problem, tema-tema dan topik-topik yang semuanya ditempatkan dalam pasangan waktu (time setting). Aspek temporal dari scope unit lazimnya dibahas sebagai permaslahan periodisasi, di dalamnya ditegaskan bahwa:
a.    Pembagian waktu dari sejarah nasional berpangkal pada adanya diskontinuitas antara periode-periode sebagai unit waktu
b.    Unit waktu ditentukan menurut kriteria tertentu
c.    Periodisasi yang baik tidak melupakan bahwa proses historis selalu bersegi banyak dan di saamping diskontinuitas dalam satu bidang terdapat kontinuitas dalam bidang lain.
d.   Setiap periodisasi bersifat relatif
e.    Perlu dipikirkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh periodisasi yang berlaku bagi semua bagian dari Sejarah Nasional, dalam hal ini pembicaraanya menyangkut aspek spasial dari scope Sejarah Nasional.

Restorasi Taikwa

 Latar Belakang Terjadinya Restorasi Taikwa
Naka-no-Oe dan Fujiwara merupakan dua bangsawan Jepang yang berhasil melaksanakan Restorasi Taikwa. Latar belakang dijalankannya restorasi ini dikarenakan terjadinya pemusatan kekayaan dan kekuasaan di tangan beberapa keluarga kuat. Sebagai contohnya adalah keluarga Soga. Keluarga ini secara turun-temurun menjabat sebagai menteri-menteri kaisar, mereka menikmati apa yang hampir-hampir merupakan monopoli atas pemerintahan, sampai-sampai kekuasaan keluarga Soga hampir melebihi kekuasaan keluarga istana. Pemusatan kekuasaan dan kekayaan ini menyebabkan orang-orang biasa yang tidak memiliki tanah untuk digarap tenggelam dalam kemiskinan.
Langkah yang ditempuh oleh Pangeran Naka-no-Oe dalam menjalankan restorasi Taikwa ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjatuhkan kekuasaan keluarga Soga melalui kudeta dalam lingkungan istana
2.      Membentuk pemerintahan baru dengan mencontoh pemerintahan dinasti T’ang di Cina

Politik Apharteid di Afrika Selatan 1948-1977


A.  Perkembangan Politik Apartheid di Afrika Selatan
Nelson Mandela

Apartheid memiliki pengertian “kebijakan diskriminasi rasial yang menganggap ras etnik sendiri lebih unggul dari ras bangsa lain.”[1] Diskriminasi rasial yang dimaksud adalah diskriminasi yang diterapkan oleh orang-orang kulit putih di Afrika Selatan terhadap orang-orang kulit hitam di negeri tersebut. Aplikasi politik Apartheid ini dimulai sejak tahun 1948 ketika Partai Nasional (Parati orang kulit putih) pimpinan Daniel Francois Malan memenangkan pemilihan umum dengan program politik Apartheid. Sebagai pembenaran atas politik Apartheid, Partai Nasional menysusun sebuah teori yang pada intinya sebagai berikut “…setiap ras mempunyai panggilan tertentu dan harus memberikan sumbangan budaya kepada dunia, dan oleh sebab itu ras-ras harus dipisah satu sama lain, agar dapat hidup dan berkembang sesuai dengan kepribadian dan kebudayaannya masing-masing…”.[2]
Pada prakteknya kontak antar ras yang dapat membahayakan kemurnian budaya ras dibatasi oleh ras kulit putih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi suatu ikatan bersama antar ras yang tertindas untuk melawan ras kulit putih. Berdasarkan teori di atas, rakyat Afrika Selatan dipecah menjadi empat yaitu kulit putih, kulit hitam, campuran dan Asia. Setiap kelompok ini harus tinggal secara terpisah di Afrika Selatan sebagai negaranya agar dapat hidup dan berkembang secara tersendiri.

Kamis, 10 Februari 2011

Bentuk-bentuk Perang Dingin

Bentuk-bentuk dan pengaruh Perang Dingin tersebut terjadi dalam berbagai bidang, di antaranya bidang ekonomi, politik, militer, dan teknologi.
1.      Di bidang ekonomi
AS sadar bahwa untuk menjalankan imperialisme seperti yang dilakukan negara-negara Eropa pada masa lalu sudah tidak mungkin. Apa lagi satu per satu negara-negara Asia maupun Afrika sudah mendapatkan kemerdekaan. Untuk menunjukkan pengaruh sekaligus menjalin kekuatan politik, AS memberikan bantuan-bantuan ekonomi kepada negara-negara bawahannya dengan tujuan ikut bekerja sama membendung pengaruh komunis. Berikut ini bantuan-bantuan ekonomi yang diberikan AS.
a.    Marshall Plan bantuan yang muncul dalam Konferensi Paris tahun 1947 ini diberikan kepada negara-negara Eropa Barat,  bantuan ini berakhir pada tahun 1951.
b.    Truman Doctrine, bantuan ekonomi AS yang diberikan untuk tiga negara yaitu Turki, Yunani, dan Jepang.
c.    Mutual Security Act (MSA) diberikan kepada negara-negara Asia dengan tujuan membantu CIA memerangi komunis dan Uni Sovyet.
Sementara itu, untuk mengimbangi kekuatan AS, Uni Sovyet juga memberikan bantuan kepada negara-negara komunis di Eropa Timur dengan nama Molotov Plan.

Dekolonisasi di Asia dan Afrika Pasca PD II

        Dekolonisasi adalah lepasnya negara-negara jajahan dari tangan negara penjajah. Asia dan Afrika termasuk daerah yang menjadi korban Perang Dunia II. Secara geografis letaknya berada di jalur persimpangan dunia yang dalam perang Dunia II diperebutkan. Sejak dimuncul-kannya imperialisme dan kolonialisme oleh Eropa pada masa abad pertengahan, Asia dan Afrika selalu hidup di bawah cengkeraman penjajahan. Hal ini menimbulkaan perasaan senasib, yang melahirkan berbagai kerja sama dan upaya memperbaiki pandangan minor sebagai bangsa terjajah. Sejak sebelum Perang Dunia, dilakukan berbagai bentuk kerja sama seperti berikut.
(1)  Liga Anti-Imperialisme dan Kolonialisme di Brussel tahun 1927. Beberapa negara di Asia dan Afrika termasuk Indonesia, menghadiri pertemuan tersebut dan berupaya mengadakan kerja sama menentang imperialisme.
(2)  Liga Arab.
(3)  Asian Relation Conference tahun 1947.
(4)  Conference Of Indonesia tahun 1949 di New Delhi yang menentang upaya Belanda berkuasa kembali di Indonesia.
(5)  Konferensi Kolombo tahun 1954 berisi rencana mengadakan konferensi dengan melibatkan seluruh negara Asia-Afrika.

KUBA

Republik Kuba terdiri atas Pulau Kuba (pulau terbesar di Kepulauan Antilles Besar), Pulau Pemuda dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Nama "Kuba" konon berasal dari sebuah kata dalam bahasa Taíno, cubanacán, yang berarti 'tempat yang sentral'.

Negara ini terletak di Karibia utara, pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Di sebelah timur laut Kuba - sekitar 144 km - terletak Negara Bagian Florida, AS, dan Bahama. Di sebelah timurnya terdapat Kepulauan Turks dan Caicos serta Haiti, sementara di sebelah barat terdapat Meksiko. Kepulauan Cayman dan Jamaika terletak di sebelah selatan dari ujung timur Kuba. Dibanding Indonesia, luas Kuba masih lebih kecil dari Pulau Jawa.