A. Sejarah Pemikiran Integrasi Ekonomi di Eropa
Integrasi Ekonomi Eropa berawal dari keterpurukan bangsa Eropa sebagai dampak dari Perang Dunia I (PD I) dan Perang Dunia II (PD II). Kedua PD tersebut telah memporakporandakan kemajuan, peradaban Eropa yang telah dibangun selama berabad-abad. Dalam hal ini Eropa khususnya Eropa Barat tidak berdaya untuk membangun kembali perekonomiannya pasca PD II. Pengalaman pahit ini telah membuka wawasan baru akan perlunya berintegrasi di antara negara bangsa di Eropa untuk mencegah perselisihan, untuk kemakmuran bersama dan untuk menjamin identitas masing-masing dan identitas bersama. Dengan kata lain pengalaman pahit di atas telah merangsang munculnya pemikiran-pemikiran atau ide-ide tentang integrasi Ekonomi Eropa untuk membagun Eropa kembali.
Perjanjian Roma 1957 merupakan dasar dan tanda dimulainya Integrasi Ekonomi Eropa secara luas, yang berlangsung secara efektif mulai 1 Januari 1958. Dalam hal ini perlu untuk diketahui bahwa sebelum perjanjian Roma 1957, di Eropa pada tanggal 5 Februari 1953 telah terjalin integrasi ekonomi dalam bentuk kerjasama perdagangan dalam bidang batu bara dan baja, yang dikenal dengan sebutan (European Coal and Steel Community) atau ECSC. Anggota dari ECSC ini adalah Prancis, Republik Federasi Jerman, Italia, dan Benelux (Belgia, Netherland dan Luxemburg). ECSC ini merupakan bentuk integrasi ekonomi pertama di Eropa, yang bersifat Supranasional dan masih bersifat terbatas dalam bidang batu bara dan baja.
Pemikiran tentang integrasi Eropa pertama kali dilontarkan oleh seorang bangsawan Austria bernama Ricard Graf Coudenhove tepatnya tahun 1923 setelah PD I. Ide tentang Integrasi Eropa ini dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul The United of Europe. Inti dari ide yang tertuang dalam buku tersebut adalah tentang alternatif kepada negara bangsa Eropa untuk menghindari perang besar baru dengan jalan membentuk Eropa Serikat secara bertahap. Pemikiran tentang integrasi ini tidak mendapatkan tanggapan dari para pemimpin negara bangsa Eropa.
Pasca PD II ide tentang integrasi Eropa diangkat kembali oleh Perdana Menteri Inggris, Winston Spancer Churchill (Churchill,), mengingat Eropa kembali mengalami keterpurukan dalam segala bidang sebagai dampak dari PD II tersebut. Ide ini dilontarkan pada bulan Maret 1946 di Swiss. Ide atau pemikiran Churchill ini mendapat sambutan luas dari para negarawan Eropa Barat. Langkah yang ditempuh oleh Churchill dalam membentuk United of Europe atau Eropa Serikat sebagai bentuk integrasi Eropa adalah dengan membentuk Pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Dewan Eropa. Dalam hal ini Churchill mengharapkan Prancis dan Jerman menjadi pelopor integrasi tersebut.
Sejak abad ke 19 (1870) Prancis dan Jerman saling curiga dan bermusuhan, puncak permusuhan itu terjadi pada PD I dan PD II. Berkaitan dengan usul Churchill tersebut Prancis mulai menyadari arti pentingnya usul tersebut untuk direalisir. Hal ini dikarenakan bagi Prancis, Jerman merupakan ancaman. Oleh karena itu setelah PD II Prancis mencoba meredam ancaman tersebut. Salah satunya dengan melakukan kontrol militer dan ekonomi secara kolektif melalui berbagai persekutuan Eropa Barat yang melibatkan Jerman (Republik federasi Jerman). Prancis mengetahui bahwa salah satu kekuatan kunci ekonomi dan militer Jerman, terletak pada industri batu bara dan baja, maka bidang ini harus dikontrol bersama. Hal ini yang membuat Prancis menerima usul Churchill. Dengan demikian Prancis dan Jerman merupakan negara pelopor integrasi Eropa.
Dari pemikiran di atas ini ide tentang integrasi ekonomi Eropa lahir untuk pertama kalinya. Ide ini diungkapkan oleh Robert Schuman pada tanggal 9 Mei 1950, agar produksi dan pengunaan batu bara dan baja Prancis dan Jerman dikelola bersama dalam suatu organisasai. Organisasi tersebut terbuka untuk negara-negara Eropa lainnya. Usul Robert Schuman ini mendapatkan tanggapan yang positif dari Jerman, Italia, Belgia, Belanda dan Luxemburg. Melalui perjanjian Paris 1951 atau Montan Union, terbentuklah European Coal and Steel Community (ECSC) yang mulai berjalan sejak 18 April 1951.
Dalam perkembangannya, melalui peningkatan kerja sama yang bertahap dalam bidang batu bara dan baja, maka dalam kurun waktu dari tahun 1951 sampai 1957, produk batu bara dan baja meningkat sebesar 50 %. Peningkatan ini mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi negara anggota ECSC. Berangkat dari kesuksesan ECSC ini kemudian muncul pemikiran atau ide baru untuk melakukan integrasi ekonomi Eropa dalam sekala yang lebih luas dan mendalam.
Dalam pertemuan keenam negara anggota ECSC di Messina Italia pada tanggal 2 Juni 1955 disepakati untuk membentuk komite antar pemerintah yang dipimpin oleh negarawan Belgia, Paul Henri Spaak. Pada tanggal 25 Mei 1956 Paul Henri Spaak dalam konfrensi di Venesia mengusulkan suatu bentuk integrasi yang lebih luas di antara negara-negara Eropa agar dapat berkembang dan bersaing dengan kekuatan ekonomi Eropa yang lebih rinci. Pada bulan Februari Paul Henri Spaak menghasilkan dua draf yaitu:
1. Tentang kerjasama ekonomi yang disebut European Economic Community (EEC) atau Common Market.
2. European Atomic Energy Community atau Euratom, yang secara khusus menagani kerjasma dalam bidang tenaga atom untuk keperluan damai.
Kedua draf tersebut di atas disepakati dalam Perjanjian Roma 1957 (24-25 Maret 1957), dan berlaku secara efektif mulai 1 Januari 1958. Dalam konfrensi Roma disepakati bahwa tujuan akhir EEC atau Masyarakat Ekonomi Eropa tidak terbatas dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang politik, sosial, dan militer. Perjanjian Roma ini ditandatangani oleh enam negara anggota ECSC yaitu Belgia, Republik Federasi Jerman, Republik Prancis, Republik Italia, Kerajaan Luxemburg, dan Kerajaan Netherland (Belanda). EEC ini merupakan bentuk integrasi ekonomi Eropa dalam sekala yang lebih luas.
B. Tokoh Integrasi Ekonomi di Eropa
Tokoh yang mencetuskan atau memiliki ide tentang integrasi ekonomi Eropa adalah sebagai berikut:
1. Robert Schuman
Ia seorang tokoh yang mencetuskan pemikiran integrasi ekonomi dalam bidang industri batu bara dan baja yang disebut dengan nama ECSC (European Caol and Steel Community). ECSC ini merupakan bentuk integrasi ekonomi pertama di Eropa, yang terjalin sebelum Perjanjian Roma 1957. Seperti telah disebutkan di atas bahwa integrasi ekonomi ini masih bersifat terbatas dalam bidang industri batu bara dan baja. Organisasi ini bersifat Supranasional. Organisasi ini baru diperluas setelah Perjanjian Roma 1957 dengan nama EEC (Europe Economic Community)
2. Paul Henri Spaak
Berangkat dari kesuksesan ECSC, Paul Henri Spaak merupakan tokoh yang menyampaikan pemikiran agar integrasi ekonomi Eropa lebih diperluas. Melalui konfrensi di Venesia ia mengusulkan suatu bentuk integrasi yang lebih luas di antara negara-negara Eropa agar dapat berkembang dan bersaing dengan kekuatan ekonomi Eropa yang lebih rinci. Organisasi tersebut bernama EEC (European Economic Community) yang bersifat supranasional.
C. Landasan Teori Integrasi Ekonomi di Eropa
Guna memahami pengertian dari “Integrasi Ekonomi Eropa” perlu untuk kita ketahui tentang pengertian integrasi internasional, mengingat integrasi ekonomi Eropa bersifat supranasional dimana didalamnya tergabung beberapa negara bangsa di Eropa. Sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang pengertian integrasi internasional dari para ahli ilmu politik, ahli hubungan internasional maupun sejarawan. Perlu diketahui juga bahwa berdasarkan Perjanjian Roma 1957 integrasi ekonomi eropa tidak hanya terbatas pada bidang ekonomi melaikan juga meliputi bidang politik, sosial dan militer. Oleh karena itu perlu untuk di paparkan beberapa pengertian integrasi internasional bidang politik dan ekonomi.
Berikut ini beberapa pengertian integrasi internasional yang singkron dengan pembahasan ini:
1. Menurut F. Jensen integrasi adalah proses terciptanya suatu kesadaran sebagai satu bangsa Eropa dengan menyatukan pengelolaan bidang militer, politik, ataupun sosial ekonomi dari berbagai negara bangsa di Eropa. Jadi akhirnya tidak ada yang merasa sebgai bangsa Prancis, Jerman, Italia, dll.
2. Menurut K.J Holsti mengartikan integrasi internasional sebagai proses menyatunya negara bangsa dengan membentuk organisasi supranasional.
3. Menurut S.Jones integrasi internasional adalah proses pencapaian kondisi supranasional dimana urusan yang semula ditangani pemerintah nasional beralih ke unit-unit yang lebih besar.
4. Menurut Ernest B. Haas integrasi internasional adalah proses dimana aktor-aktor politik nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan loyalitasnya, harapan, dan kegiatan politik mereka ke institut pusat baru dan lebih besar, yang lembaganya memiliki atau mengambil alih yuridiksi yang semula berada di tangan negara bangsa.
5. Menurut Bela Belassa integrasi iternasional di bidang ekonomi meliputi lima tahap integrasi yaitu :
a. Pembentukan wilayah perdagangan bebas
b. Terwujudnya kesatuan pabean
c. Terwujudnya pasar bersama
d. Terwujudnya kesatuan ekonomi
e. Terwujudnya integrasi ekonomi secara total
6. Jadi dapat disimpulkan bahwa integrasi ekonomi Eropa memiliki pengertian proses terciptanya suatu kesadaran sebagai satu bangsa Eropa dengan menyatukan pengelolaan bidang ekonomi, militer, politik, dan sosial dari berbagai negara bangsa di Eropa melalui sebuah organisasi yang bersifat supranasional yang ditaati oleh berbagai negara bangsa sebagai anggotanya. Sehingga urusan yang semula ditangani pemerintah nasional beralih ke unit-unit yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar