Senin, 05 Desember 2011

Sejarah Pemikiran, Tokoh, Landasan Teori Integrasi Ekonomi Eropa

A.  Sejarah Pemikiran Integrasi Ekonomi di Eropa
Integrasi Ekonomi Eropa berawal dari keterpurukan bangsa Eropa sebagai dampak dari Perang Dunia I (PD I) dan Perang Dunia II (PD II). Kedua PD tersebut telah memporakporandakan kemajuan, peradaban Eropa yang telah dibangun selama berabad-abad. Dalam hal ini Eropa khususnya Eropa Barat tidak berdaya untuk membangun kembali perekonomiannya pasca PD II. Pengalaman pahit ini telah membuka wawasan baru akan perlunya berintegrasi di antara negara bangsa di Eropa untuk mencegah perselisihan, untuk kemakmuran bersama dan untuk menjamin identitas masing-masing dan identitas bersama. Dengan kata lain pengalaman pahit di atas telah merangsang munculnya pemikiran-pemikiran atau ide-ide tentang integrasi Ekonomi Eropa untuk membagun Eropa kembali.
Perjanjian Roma 1957 merupakan dasar dan tanda dimulainya Integrasi Ekonomi Eropa secara luas, yang berlangsung secara efektif mulai 1 Januari 1958. Dalam hal ini perlu untuk diketahui bahwa sebelum perjanjian Roma 1957, di Eropa pada tanggal 5 Februari 1953 telah terjalin integrasi ekonomi dalam bentuk kerjasama perdagangan dalam bidang batu bara dan baja, yang dikenal dengan sebutan (European Coal and Steel Community) atau ECSC. Anggota dari ECSC ini adalah Prancis, Republik Federasi Jerman, Italia, dan Benelux (Belgia, Netherland dan Luxemburg). ECSC ini merupakan bentuk integrasi ekonomi pertama di Eropa, yang bersifat Supranasional dan masih bersifat terbatas dalam bidang batu bara dan baja.
Pemikiran tentang integrasi Eropa pertama kali dilontarkan oleh seorang bangsawan Austria bernama Ricard Graf Coudenhove tepatnya tahun 1923 setelah PD I. Ide tentang Integrasi Eropa ini dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul The United of Europe. Inti dari ide yang tertuang dalam buku tersebut adalah tentang alternatif kepada negara bangsa Eropa untuk menghindari perang besar baru dengan jalan membentuk Eropa Serikat secara bertahap. Pemikiran tentang integrasi ini tidak mendapatkan tanggapan dari para pemimpin negara bangsa Eropa.